PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL USIA SMP-SMA
Pemakalah: Izzatul Ilmi
Moderator: Fenty Nur Anggraeni
Notulen: Nailatul Iffah
Pertanyaan 1 (Fenty Nur Anggraeni): Apa ciri khas sosial dan emosional yang membedakan anak-anak dengan remaja?
Jawaban: Bedanya ada di tingkat kedewasaan dan cara mengelola hubungan serta perasaan:Anak-anak masih bergantung pada orang tua atau guru untuk memahami emosi dan berinteraksi sosial. Mereka cenderung spontan, belum bisa mengendalikan emosi dengan baik, dan pandangan sosialnya masih sederhana.Sedangkan remaja mulai belajar mandiri secara emosional dan sosial. Mereka mulai memahami perasaan sendiri dan orang lain, mencari jati diri, ingin diakui oleh kelompok sebaya, dan mulai membangun hubungan yang lebih kompleks, termasuk soal empati, tanggung jawab, dan cinta pertama.
Pertanyaan 2 (Evelyn Trianita Hikmalia): Dari ketiga jenis pola asuh yang ada di makalah, manakah yang lebih cocok untuk gen Z dan gen Alpa, apa dampak negatif dan positif dari polah asuh ynag lebih cocok tersebut?
Jawaban: Pola asuh yang paling cocok untuk Gen Z dan Gen Alpha adalah pola asuh demokratis, karena sesuai dengan karakter mereka yang kritis, mandiri, dan terbuka terhadap teknologi.Dampak positifnya: anak jadi percaya diri, bertanggung jawab, berpikir kritis, dan dekat dengan orang tua.Dampak negatifnya: jika terlalu longgar, anak bisa jadi terlalu bebas, susah diatur, dan bingung dengan batasan.Jadi, pola asuh demokratis perlu diterapkan dengan tetap menjaga ketegasan dan nilai moral.
Kesimpulan: Masa remaja adalah fase penting dalam hidup, di mana individu mengalami transisi dari anak-anak menuju dewasa. Mereka mencari jati diri, mengalami perubahan emosi dan cara berpikir, serta membangun hubungan sosial yang lebih kompleks. Oleh karena itu, remaja membutuhkan bimbingan yang tepat untuk mengarahkan mereka menjadi pribadi yang positif dan berkarakter.Perilaku remaja dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, media digital, dan pola asuh orang tua. Pembinaan remaja perlu dilakukan secara holistik oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai moral, kontrol diri, dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks pendidikan Islami, nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, kasih sayang, amanah, dan rendah hati menjadi landasan penting dalam membentuk karakter remaja.Tujuan utamanya adalah agar remaja tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan siap menghadapi tantangan zaman dengan iman dan tanggung jawab. Dengan bimbingan, kasih sayang, dan keteladanan yang tepat, remaja dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, tangguh, dan berakhlak baik.
