KELOMPOK 2 (Psikologi perkembangan B)
AYU ANIS ELIYANA AZIS
ANIS ALAWY
INDINA ULIL FASYA
LUTHFIA ADINDA HUDAYA AS SHOHAB
NIMAS MUTHI’AH BILQIS
FAIZATUR ROHMAH
NAILA MAHDIYA MUSSOFA
EKI PURWO MAHARANI
NAHDLIYA ILMA NAFISYA
PUTRI NABILLA SYAFA NINGTYAS
REVALINA NUR HAFIIDAH
CINTA APRILIA PUTRI
EVELYN TRIANITA HIKMALIA
JIHAN FAIZATULLAILI ROHMAN
FENTY NUR ANGGRAENI
Moderator: Indina Ulil Fasya
Notulen : Luthfia Adinda Hudaya
Pemateri: Ayu Anis Eliyana A
Judul materi :
Perkembangan nilai moral merupakan proses penting dalam pembentukan kepribadian manusia yang utuh. Moralitas berkembang secara bertahap, dimulai dari ketaatan terhadap aturan eksternal menuju kesadaran moral internal. Faktor-faktor pembentuk moral terdiri atas faktor internal (hati nurani, akal, dan empati) dan eksternal (lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, serta budaya sosial dan media). Perkembangan moral terkait erat dengan aspek kognitif, emosional, dan sosial. Strategi pendidikan dan intervensi moral yang efektif mencakup keteladanan, pembiasaan, refleksi nilai, kegiatan sosial kolaboratif, serta evaluasi yang berkelanjutan. Pendidikan moral berbasis spiritualitas menempatkan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan bertanggung jawab kepada Tuhan, dengan tujuan membentuk pribadi yang cerdas, berempati, adil, dan berakhlak mulia (insān kāmil).
Pertanyaan:
- Jihan faizatulaili R: kenapa sekarang banyak orang yang mengetahui peraturan moral tetapi kurang punya rasa empati atau kepedulian thdp orang contohnya orang kecelakaan malah di vidio terlebih dahulu dari pada menolong
jawab orangnya cuma tau tapi TDK merasa hanya tau dipikiran tidak tersentuh hati dan terlalu sering melihat media karena terlalu sering melihat dan ingin menaikkan viewers (terlalu mementingkan keviralan). Intinya orang itu tau tapi hanya dipikiran tidak sampai hati - Faizahtur Rohmah:apakah yang mempengaruhi moral seseorang itu dia mengetahui bener atau salahnya, atau dari rasa empatinya itu sehingga dia tidak tega untuk melakukan kesalahan tersebut
Jawab tau mana yang benar mana yang salah itu harus dari hati - Indina Ulil Fasya: bagaimana cara membentuk nilai moral yg baik dalam lingkungan digital (media sosial) yg justru banyak memberi contoh buruk?
Jawab jadi caranya harus bisa membatasi media sosial, memastikan itu baik atau tidak, kalau melihat hal buruk sebagai pelajaran, - Nimas muthiah Bilqis: Bagaimana guru bisa membantu siswa memahami alasan moral di balik aturan , bukan hanya menaatinya?
Jawab dengan memberikan contoh kasus nyata agar tertanamkan di diri siswa dan sering memberikan refleksi diri agar siswa menyadari atau menceritakan pengalaman pengalaman, muridnya diajak deep talk agar mengetahui sisi siswa dan menyadarinya, menanamkan norma norma. - Evelyn Trianita :
Tapi di realita kehidupan nyata, banyak yang bilang ‘jadi orang baik nggak harus religius’.
Contohnya, ada orang nonmuslim atau bahkan ateis yang jujur dan suka menolong ‘bermoral’, tapi ada juga yang religius tapi suka menipu. (contoh kasus yg lagi viral “gus Miftah yg menghina bapak jualan es”).
Menurut teman-teman, apakah mungkin seseorang punya moral tinggi tanpa dasar spiritual?”
Jawab Religius tidak bisa menjadi patokan baik cinta (Cinta) Justru orang yang beragama itu itu ada berharap thp sesuatu atau pamrih sedangkan orang yang TDK beragama itu benar benar membantu yang tidak berharap apapun (Anis Alawy)