Pemateri 1 : Ahmad Dzul Hilmi
Pemateri 2 : Aisyah Karunia
Moderator : Eka Ilham
Notulensi : Muzayyana
Pemateri 1 membahas tentang kejiwaan manusia.
Sifat kejiwaan manusia adalah karakteristik yang membedakannya dari makhluk lain, meliputi sifat biologis, sifat hewani, dan sifat intelektual. Hakikat kejiwaan manusia terbagi atas tiga aspek utama: akal, amarah, dan nafsu.
Gejala kejiwaan manusia terbagi menjadi tiga:
- Kognisi (akal)→ terkait pengetahuan, meliputi persepsi, ingatan, pemikiran, bahasa. Gangguannya berupa masalah memori, konsentrasi, berpikir, dan komunikasi.
- Emosi (perasaan)→ aktivitas jiwa yang bersifat subjektif, terkait rasa senang atau tidak senang. Contohnya sedih, gembira, marah, takut, cinta, kagum, dan bingung.
- Konasi (kehendak)→ berkaitan dengan dorongan, keinginan, dan hasrat untuk mencapai tujuan. Gangguannya bisa berupa depresi, gejala negatif skizofrenia, dan sindrom kelelahan kronis.
Jadi, kejiwaan manusia mencakup pengetahuan (kognisi), perasaan (emosi), dan kehendak (konasi) yang saling berhubungan dalam membentuk perilaku.
Pemateri 2 membahas tentang Menyelami Kecerdasan Manusia : Analisis dan Hubungan IQ, EQ, SQ Dalam Pembelajaran.
IQ atau Keceerdasan intelektual merupakan kecerdasan yang berfokus pada kemampuan berfikir logis, analitis, dan pemecahan masalah secara rasional. EQ adalah kemampuan mengelola emosi diri dan orang lain, membangun empati, serta bertahan menghadapi kegagalan yang penerapannya berpengaruh penting dalam aspek interaksi sosial dan kepemimpinan. Kedudukan SQ atau Kecerdasan spiritual sebagai sarana integrasi dari kecerdasan intelektual dan emosional untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam, memberikan arah dan tujuan yang bermakna dalam tindakan manusia. Setiap manusia adalah perpaduan unik dari tiga jenis kecerdasan utama: IQ, EQ, dan SQ. Bayangkan saja ketiga kecerdasan ini sebagai tiga gelas air dengan ukuran yang berbeda-beda untuk setiap orang. Ada yang memiliki “gelas” IQ lebih besar, sementara yang lain mungkin memiliki “gelas” EQ atau SQ yang lebih penuh. Kombinasi yang tidak sama inilah yang membuat setiap individu istimewa dan memiliki potensi yang berbeda-beda. Penting untuk dipahami bahwa kecerdasan tidak bersifat tetap sejak lahir. Ketiga “gelas” ini bisa terus diisi dan diperluas kapasitasnya seiring waktu. Melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan yang konsisten, kita dapat mengasah dan mengembangkan semua kecerdasan ini sepanjang hidup. Ketiga jenis kecerdasan IQ, EQ, dan SQ berkaitan erat dengan dimensi fundamental dalam diri manusia. IQ berhubungan langsung dengan kognisi, EQ berkaitan dengan emosi, dan SQ terhubung dengan konasi. Untuk mencapai pembelajaran yang benar-benar efektif, sangat penting untuk mengintegrasikan ketiga kecerdasan ini secara seimbang. Model pembelajaran yang ideal harus bersifat holistik, berupaya mengembangkan siswa secara menyeluruh. Mengembangkan IQ dilakukan dengan menerapkan metode yang menantang kemampuan berpikir siswa, seperti pemecahan masalah dan analisis kritis.
Pertanyaan beserta jawaban dari diskusi hari ini :
1. Apa yang membedakan kondisi kejiwaan orang dahulu sama orang zaman sekarang, Seperti contoh pada zaman sekarang itu sedikit- sedikit ada istilah mental health! (Tasyrid Syafa)
Jawaban : Kemudahan akses digital. Karena semua hal bebas ada di platform digital yang sudah tidak pandang rentang usia. Contoh kasus (perumpamaan): Anak usia TK-SD cepat tercapai efek media sosial yang buruk karena secara usia belum sepenuhnya dapat menyaring info yang sesuai usia akibatnya sampai berpikiran di luar kapasitas secara usia yang seharusnya usia itu ada pada “usia bermain” yang baik dan sportif.
2. Apakah Iq itu adil, jika di tes dengan membaca dan berhitung??? Dan apakah iq itu bisa dijadikan tolak ukur kecerdasan manusia secara mutlak?? (Syaikhurridlo Firmansyah)
Jawaban : Bisa menjadi dua pendapat, Iya dan Tidak. Iya karena 2 kecerdasan tersebut dapat “diangka kan” sehingga memunculkan hasil sesuai rentang yang telah ditentukan. Tidak karena hasil tersebut terkesan dipukul rata, sedangkan sisi lain masih ada 7 kecerdasan lain nya.
3. Implikasi tentang kondisi kejiwaan terhadap pendidikan ( Syaikhurridlo Firmansyah)
Jawaban : Kita dapat membantu memecahkan persoalan yang ada pada kejiwaan seseorang.
Tambahan (Firman) : kondisi kejiwaan memiliki implikasi yang penting. Dengan memahami kondisi kejiwaaan siswa, guru bisa menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai. Dan juga kondisi kejiwaan juga sangat mempengaruhi proses transfer dan penerimaan informasi.
