pemateri : Ahmad Azzam Ayyasy
moderator : Moh. Rofiqi Afnan
notulen : Ridha Wiridhani Imlikha
pertanyaan:

  1. muthia: Apakah pendidikan karakter di sekolah dasar cukup efektif dalam membentuk regulasi emosi anak, ataukah peran utama tetap berada pada pola asuh keluarga di rumah?
    jawaban: kalau dominan pendidikan karakter di sekolah juga bisa, dalam perkembangan regulasi emosional anak, karena dilihat dari negara maju anak-anak sudah terdidik dr kecil, dan kemandirian sudah terlatih, tapi tetap yang dominan adalah dari keluarga, mungkin jika dipresentasekan keluarga 70% dan sekolah 30%
  2. wahibatul masulah: kalau seumpama anak dengan pola asuh otoriter, apakah anak tersebut punya hambatan dalam segi emosional?
    jawaban: karna perkembangan regulasi emosial tergantung orang tua, karna jika semisal keputusan hanya satu arah dari orang tua saja akhirnya anak takut membuat keputusan.
    solusinya berlatih menjelaskan sejak kecil apa yang dia rasakan, dan perlu peran orang tua untuk menanyakan apa saja hal yang terjadi hari ini
    namun bagaimana jika sudah terlanjur otoriter bagaimana solusinya saat sudah dewasa? mungkin bisa dengan stoikisme yaitu mengajarkan untuk mencapai kehidupan yang tenang dan tangguh melalui pengendalian diri, penerimaan terhadap apa yang tidak dapat diubah, dan fokus pada kebajikan serta akal budi.
  3. achmad saifu: dalam era serba instan, seandainya anak tidak diotoriter maka mereka akan mengikuti arus luar, apakah bisa menyambungkan otoriter dengan kebebasan agar emosi anak menjadi lebih baik?
    jawaban: kebebasan juga bagus namun harus memberi kontrol agar pikiran dan perilaku terkontrol dengan baik dan otoriter juga dibutuhkan karna jika anak terlalu bebas maka anak akan cenderung manja, maka orang tua harus pintar untuk mengelola regulasi emosial anak, dengan menciptakan lingkungan yang bagus. orang tua juga bisa memberi pilihan antara keputusan yang ingin diambil anak sehingga masih memberi anak kebebasan memilih.
  4. wahibatul masulah: Teori Bowlby menekankan pentingnya keterikatan (attachment) yang aman dengan orang tua. Dalam konteks modern di mana banyak anak lebih sering diasuh oleh gadget atau pengasuh non-keluarga, apakah teori keterikatan masih sesuai dan apa solusinya?jawaban: masih relevan, soalnya salah satu faktor perkembangan emosional awal anak adalah orang tua, dan hubungan anak dengan orang tua juga sangat krusial. kebanyakan anak sekarang tergantung kepada gadget agar anak diam, anteng, namun disisi lain ada orang tua yang memberi gadget pada anak untuk kreativitas dan hiburan sejenak. tergantung dari orang tuanya bagaimana mengontrol tontonan anak dalam gadget.

kesimpulan: Perkembangan emosi dan sosial anak usia dini, khususnya selama TK hingga SD, sangat penting untuk menentukan kualitas kehidupan mereka di masa mendatang. Selama periode ini, anak-anak tidak hanya belajar mengenali dan mengelola emosi mereka, tetapi juga belajar keterampilan sosial seperti memahami aturan, bekerja sama, dan berbagi. Kemampuan emosisosial anak dibentuk oleh stimulasi dan pengalaman yang diberikan oleh keluarga, sekolah,
teman sebaya, dan komunitas mereka. Sangat penting bagi orang tua, pendidik, dan semua orang yang terlibat dalam pendidikan anak untuk memahami perkembangan ini sehingga mereka dapat memberikan pendampingan yang tepat. Dengan dukungan dan pembiasaan yang konsisten, anak diharapkan tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional, mampu beradaptasi secara sosial, dan siap menghadapi tantangan perkembangan berikutnya.

Leave a Reply