Pemakalah: Muthia Arin Shafa, Moderator: Wahibatul Masulah, Notulen: Achmad Saifu Dzulfiqar

Kesimpulannya, psikologi perkembangan adalah studi ilmiah mengenai pola pertumbuhan, perubahan, dan stabilitas yang dialami sepanjang hidup. Ruang lingkup bidang ini sangat luas; ia mencakup berbagai aspek kehidupan manusia mulai dari tahap prenatal, masa bayi, anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Aspek-aspek tersebut tidak hanya bertalian dengan perkembangan fisik dan psikologis, tetapi juga meliputi perkembangan moral, bahasa, kepribadian, kreativitas, dan emosi. Kemudian terkait tujuan psikologi perkembangan, ia mencakup usaha mendalam untuk mendeskripsikan setiap fase pertumbuhan manusia baik fisik, kognitif, maupun sosial-emosional, serta menjelaskan bagaimana dan mengapa perubahan tersebut terjadi.

Adapun pendekatan-pendekatan utama dalam psikologi perkembangan ada enam (akan tetapi pemakalah mengambil empat di antaranya). Pendekatan pertama ialah teori kognitif Jean Piaget, yang melihat perkembangan sebagai serangkaian tahapan mental, yaitu sensorimotorik, praoperasional, konkret operasional, hingga formal operasional. Yang kedua ialah konstruktivisme sosial yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky yang memberikan penekanan kuat pada peran interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan. Dalam psikologi perkembangan juga terdapat teori ekologi Urie Bronfenbrenner yang melihat bahwa perkembangan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan yang berlapis, yakni dari lingkungan terdekat seperti keluarga hingga konteks budaya dan waktu. Para ahli teori psikoanalisis juga menekankan bahwa pengalaman awal dengan orang tua sangat membentuk perkembangan.

Tidak kalah penting, berbagai isu kontemporer seperti distraksi digital juga menuntut perhatian dari perspektif perkembangan. Sebuah studi menemukan bahwa gangguan akibat perangkat digital berdampak negatif terhadap performa akademik peserta didik, sehingga diperlukan strategi yang membimbing siswa untuk mengembangkan kontrol diri dan penggunaan teknologi yang bijak dalam belajar.  Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap tahapan perkembangan kognitif dan sosial membantu pendidik merancang intervensi digital yang tidak hanya modern, tetapi juga etis dan sesuai usia.

PERTANYAAN:

  1. Tentang teori psikoanalisis, apakah teori ini cocok dengan pola asuh saat ini yang notabenenya anak itu dititipkan pada orang lain? (Wahibatul Masulah)
  2. Apa maksud dari teori ekologi? Boleh dijelaskan kembali karena masih terdengar asing di telinga? (Wahibatul Masulah)
  3. Bagaimana teknologi digital mempengaruhi perkembangan kognitif dan sosial anak di masa kini? (Mutiara Madina)
  4. Di antara kedua teori pendekatan utama yang tadi ditanyakan oleh teman-teman, yaitu psikoanalisis dan ekologi, manakah yang menurut pemakalah paling baik atau cocok untuk perkembangan anak? (Achmad Saifu Dzulfiqar)

JAWABAN:

  1. John Bowlby, seorang ahli psikoanalisis itu menyatakan bahwasannya hubungan awal antara bayi dan pengasuh utamanya itu sangat mempengaruhi perkembangan emosional dan sosial sepanjang hidupnya. Beliau juga menekankan bahwa pengasuh yang responsif dan konsisten menciptakan rasa aman itu memungkinkan anak berkembang lebih sehat secara psikologis. Diksi pengasuh utama di sini bagi kebanyakan keluarga adalah orang tua, tapi bagi beberapa orang mungkin justru pengasuh yang dititipi untuk menjaganya. Lantas, bagi mereka yang dititipkan, apakah perkembangan masih terkait dengan bagaimana orang tuanya? Iya, masih terkait. Edith Jacobson, tokoh psikoanalisi juga, menyoroti bahwa cinta dan tuntutan orang tua itu sangat penting dalam perkembangan Ego dan Superego yang sehat. Keseimbangan antara kasih sayang dan tuntutan konstruktif membantu terbentuknya personalitas yang matang dan berfungsi mandiri.
  2. Teori Ekologi yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner menyatakan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh lapisan-lapisan lingkungan yang saling berinteraksi, mulai dari lingkungan paling dekat seperti keluarga dan sekolah (mikrosistem), hubungan antar lingkungan tersebut (mesosistem), lingkungan yang tidak langsung melibatkan anak seperti tempat kerja orang tua (eksosistem), hingga nilai budaya dan norma masyarakat secara luas (makrosistem), serta perubahan sepanjang waktu seperti peristiwa hidup besar (kronosistem); Bronfenbrenner menguraikan kerangka ini dalam bukunya The Ecology of Human Development (1979). Apabila yang anak cermati dalam kesehariannya baik dari lapisan terdekat hingga yang luas itu baik, maka anak tentu akan berkembang dengan hal-hal baik yang tertanam pada dirinya.
  3. Penelitian terkini yang dilakukan oleh Lenhart dan Richter menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital itu memiliki efek ganda terhadap perkembangan kognitif dan sosial anak: konten edukatif dan penggunaan bersama orang tua dapat mendukung keterampilan berpikir, teori pikiran (theory of mind), dan pemahaman mental. Namun paparan yang berlebihan, cepat, tanpa pengawasan, atau tanpa interaksi orang dewasa berisiko merusak perkembangan atensi, bahasa, keterampilan sosio-emosional, bahkan struktur otak. Contohnya, terlalu banyak berpindah aplikasi/konten dapat membuat anak mudah terdistraksi. Anak terbiasa dengan konten cepat dan menyenangkan, sehingga sulit menikmati proses belajar yang berdurasi panjang. Bahkan anak akan cenderung tertutup dan jangan bersosialisasi di dunia nyata. Jadi, teknlogi digital sangat bisa mempengaruhi perkembangan kognitif anak, begitu ^u^
  4. Apabila diminta untuk memilih di antara keduanya, saya (pemakalah) akan memilih ekologi, Mas. Mengapa? Karena teori ekologi menurut saya sangat menyeluruh, yaitu bagaimana lingkungan terdekat (keluarga) mempengaruhi perkembangan anak, hingga lingkungan terluasnya yang tidak terbatas. Contohnya yang luas nih, anak-anak sekarang mungkin bertanya pada orang tuanya “Ma, kenapa demo bisa bikin sekolahku jadi daring?” Nah jawaban dari orang tua atas pertanyaan itu tentu akan membuat anak berpikir, termasuk mungkin menggaris bawahi bahwa semua ini bermula dari ketidakadilan. Sehingga anak akan menanamkan dalam dirinya untuk tidak berlaku demikian dan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki paham keadilan yang baik.

Berikut merupakan salah satu buku Psikologi Perkembangan yang pemakalah rekomendasikan, silahkan membaca apabila penasaran:)

https://kuliah.online-mr.com/wp-content/uploads/2025/09/Life-Span-Development-13th-Edition-John-W_-Santrock-13th-ed_-New-York-NY-New-York-State-2010-McGraw-Hill-Humanities_Social-9780071221696-72616da8443868ceff05254482b55a5b-Annas-Archive.pdf

One thought on “KELOMPOK 3 KELAS E; KONSEP DASAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Leave a Reply