Pemakalah: Sofiya Fatma

Moderator: Zahwa Nabila

Notulen: Zakiya Alyssa

Kesimpulan: Psikologi perkembangan merupakan cabang ilmu psikologi yang secara ilmiah mengkaji perubahan, pertumbuhan, serta stabilitas individu sepanjang rentang kehidupan, mulai dari masa prenatal, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Ruang lingkupnya meliputi aspek fisik, kognitif, sosial, emosional, bahasa, moral, kepribadian, hingga spiritual, yang kesemuanya saling memengaruhi dalam membentuk keutuhan diri manusia. Tujuan utama psikologi perkembangan adalah mendeskripsikan setiap fase pertumbuhan, menjelaskan penyebab terjadinya perubahan, serta membantu pendidik maupun orang tua memahami karakteristik perkembangan agar dapat memberikan bimbingan yang tepat.

Dalam memandang proses perkembangan, terdapat beragam pendekatan utama. Psikoanalisis menekankan pengalaman masa kanak-kanak dan dinamika bawah sadar; behaviorisme menyoroti peran stimulus-respons dalam pembelajaran perilaku, pendekatan humanistik menekankan kebebasan dan potensi individu, sedangkan teori kognitif menyoroti tahapan perkembangan mental. Masing-masing teori menghadirkan perspektif yang berbeda, namun saling melengkapi dalam memahami kompleksitas perkembangan manusia.

Selain itu, isu-isu kontemporer juga menuntut relevansi penerapan psikologi perkembangan dalam dunia pendidikan. Globalisasi, perkembangan teknologi digital, dan perubahan metode pembelajaran menuntut pendidik untuk mampu menyesuaikan strategi belajar dengan tahap perkembangan peserta didik. Misalnya, penggunaan perangkat digital yang berlebihan dapat menimbulkan distraksi, sehingga dibutuhkan pemahaman kognitif dan sosial-emosional agar siswa dapat mengembangkan kontrol diri dan penggunaan teknologi yang bijak.engan demikian, dapat ditegaskan bahwa psikologi perkembangan bukan hanya memberi pemahaman teoretis, tetapi juga aplikasi praktis dalam mendukung proses pendidikan. Pengetahuan mengenai tahapan perkembangan manusia akan membantu pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, adaptif terhadap perubahan zaman, serta berorientasi pada pembentukan generasi yang sehat secara fisik, cerdas secara kognitif, matang secara emosional, dan berakhlak mulia.

Diskusi:

1.Apakah part-time job bisa membentuk kepribadian mahasiswa lebih dewasa dibanding yang hanya fokus kuliah.(amandha)

2.Multitesking saat belajar (belajar saat buka medsos, dll) itu dapat mempercepat perkembangan kognitif / merusaknya. (atha)


Jawaban:

1. Mahasiswa introvert yang hanya kuliah lalu pulang biasanya punya pengalaman sosial yang terbatas kalau yang mahasiswa ikut part-time job dia memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak orang, belajar komunikasi, dan melatih tanggung jawab Tetapi, bukan berarti yang kuliah-pulang tidak bisa dewasa, hanya saja proses pendewasaannya mungkin lebih lambat karena kurang tantangan dan pengalaman di luar
2.Multitasking saat belajar sambil membuka media sosial cenderung lebih banyak merusak perkembangan kognitif. Karena otak manusia sebenarnya lebih efektif fokus pada satu tugas. Kalau belajar sambil buka medsos, konsentrasi mudah terpecah dan daya ingat bisa menurun. Tetapi, kalau digunakan dengan bijak, misalnya untuk mencari materi belajar di media sosial, maka bisa memberi manfaat. Jadi kuncinya ada pada pengendalian diri dan bagaimana kita menggunakan media sosial itu.

      Leave a Reply