Pemateri : Muhammad Damanhuri
Moderator : Intan Munadifa
Notulen : Muhammad Burhan Ashfiya’
KELOMPOK 2
MUHAMMAD DAMANHURI
SOFIYA FATMA ANGGRAINI
BUNGA NAHWAFILLAH RACHMAWATI
ZAKIYA ALYSSA AZZAHRA
ME GRISELIA KHAIS HARIYONO
ATHA IVANA
MUHAMMAD BURHAN ASHFIYA’
ULUL AZMI TAUFIQUR ROHMAH
BALQIS HUMAIRO’
MUHAMMAD JAMALUDDIN ASYROFI
MUZAYYANA
FAWWAZ DZUL FIRDAUS
MUHAMMAD MUZZAMMIL AKBAR
MOH. ROFIQI AFNAN
WAHIBATUL MASULAH
INTAN MUNADIFA
Hasil Diskusi :
- Bagaimana peran keluarga sekolah, dan budaya sekitar dalam membentuk sikap beragama seseorang sejak ia masih kecil?
Keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk sikap beragama anak karena menjadi lingkungan pertama tempat ia belajar nilai, teladan, dan perilaku. Kebiasaan orang tua dalam beribadah, bertutur kata, serta memperlakukan orang lain menjadi contoh konkret yang ditiru anak sejak dini. Sekolah kemudian memperkuat pembentukan sikap beragama melalui pendidikan yang terstruktur, pembiasaan moral, dan keteladanan guru. Melalui aturan, kegiatan keagamaan, serta interaksi sosial yang positif, sekolah membantu anak memahami agama sebagai pedoman sikap, bukan sekadar ritual. Budaya dan lingkungan sekitar turut memberi pengaruh melalui norma masyarakat, tradisi, dan interaksi sosial sehari-hari. Lingkungan yang rukun dan saling menghargai akan memperluas pemahaman anak tentang makna keberagamaan dalam kehidupan nyata. Ketiga faktor ini saling melengkapi; ketika konsisten dan selaras, anak tumbuh dengan sikap beragama yang matang, toleran, dan positif.
- Bagaimana menanggapi omongan anak kecil yang kena pengaruh lingkungan nya?
Saat anak mengucapkan sesuatu yang ia tiru dari lingkungan, orang tua perlu merespons dengan tenang dan penuh pengertian. Dengarkan dulu tanpa menghakimi, lalu bantu anak memahami mengapa ucapannya kurang tepat. Berikan penjelasan dengan bahasa sederhana dan tunjukkan contoh ucapan yang lebih baik. Lingkungan yang positif, pendampingan, dan contoh dari orang tua sangat berperan besar dalam membentuk cara bicara anak