26 November 2025
Faktor Yang Mepengaruhi Kepribadian
Pemateri : Iid Nur Saidah
Moderator : Lailatul Maghfiroh
Notulen : Layli Yatun Ni’mah
KELOMPOK 2
IID NUR SAIDAH
LAILA IKHWAANA SALSABIILAA
IKA SOFIA RAHMA
ALYA ZAHRATUL FIRDAUSIYAH
LAILATUL MAGHFIROH
DIMAS ADITYA PRAYOGA
AIDI NATA AMALIA
LU’LU’ FIKRI ZUHRIYAH
KIRANA NUR FAIZAH HANUM
UMMI LATIFA AHMAD
LAYLI YATUN NI’MAH
ZAKAWAH UMMIL BANIN
MUHAMMAD FARHAN
NABILAH NAILATUL IZZAH
ABZARI KEYSAN OMAR
pertanyaan
laila ikhwana salasabila
1. stategi agar tidak terbawa arus
jawab :overthinking itu wajar tapi melelahkan, jadi jurusnya—pisahkan mana yang kontrolmu (perilaku dan usaha) dan mana yang bukan urusanmu (mood atau ekspresi orang lain), lalu tantang skenario horor di kepala dengan bukti nyata, bukan asumsi; batasi waktu khawatir (worry window), pakai teknik tarik napas dan grounding untuk kembali ke saat ini, dan lakukan uji coba kecil (kirim pesan singkat atau diam dulu) untuk lihat kenyataan; ubah naskah di kepala dengan reframing yang lebih netral, curhat atau tulis jurnal singkat untuk merapikan pikiran, latih belas kasih pada diri sendiri saat salah, dan fokus lakukan satu tindakan kecil yang bisa kamu kendalikan — latihan kecil ini tiap hari akan mengecilkan volume overthinking sampai makin terasa ringan.
ika sofia rahma
2. cara menghadapi teman dengan kepribadian avoidant
jawab :jangan menyerang atau menekan karena itu membuat mereka semakin menjauh; berikan ruang ketika mereka menarik diri; ajak bicara dengan tenang tanpa menyalahkan; hindari drama berlebihan agar mereka tidak panik; tunjukkan bahwa kamu adalah tempat yang aman tanpa memaksa mereka bercerita; pahami bahwa jarak yang mereka ambil bukan berarti penolakan melainkan bentuk kecemasan atau ketakutan akan kedekatan; dan tetaplah sabar sambil menjaga batas sehat untuk diri sendiri.
aidi nata amalia
3. Menurutmu, faktor mana yang lebih kuat dalam membentuk kepribadian seseorang genetik (nature) atau lingkungan (nurture)?
jawab :genetik adalah “bawaan lahir” yang membentuk dasar sifat seseorang, seperti sensitivitas, keberanian, atau kecenderungan cemas, layaknya fondasi sebuah rumah. Sementara itu, lingkungan merupakan pengalaman sehari-hari—cara orang tua mendidik, dukungan atau kemarahan yang diterima, pergaulan, serta pengalaman hidup—yang berperan sebagai “tukang bangunan” yang menentukan bagaimana dasar tersebut berkembang. Kombinasi keduanya menciptakan hasil akhir: fondasi yang kuat pun bisa menghasilkan “rumah” yang buruk jika lingkungannya tidak mendukung, sedangkan fondasi biasa saja tetap dapat menjadi kokoh bila dibentuk oleh lingkungan yang positif.
Kesimpulan
Kepribadian itu dibentuk oleh kombinasi banyak hal:apa yang kita bawa dari lahir + bagaimana kita dibesarkan + di lingkungan mana kita hidup + apa yang kita alami.Tidak ada dua orang yang benar-benar sama karena perjalanan hidup setiap orang berbeda.