Kelompok 2: evaluasi dan psikologi belajar PAI
Presentator: Alfi Rahmah Ramadhani AhmadNim : ( 06040124148)Moderator : Bachtiar yoga Pratama Notulen: Achmad Fahmi (06020124002)1.penilaian akhir sumatuf sering dianggap lebih penting daripada penilaian oroses (afirmatif) apakah ini adil dalam pemb PAI yang fokus pada pembentukan karakter ? (Fatimah Azzahro)Jawaban: Tidak, tidak adil karena Dalam pelajaran PAI yang fokus pada pembentukan karakter, penilaian akhir (sumatif) tidak seharusnya lebih penting daripada penilaian proses (formatif). Penilaian proses lebih relevan karena:- PAI bertujuan membentuk karakter, bukan hanya menilai pengetahuan.- Penilaian proses memungkinkan guru memantau perkembangan karakter siswa.- Penilaian proses memberikan umpan balik konstruktif untuk meningkatkan karakter siswa.Jadi, penilaian proses lebih adil dan efektif dalam PAI karena fokus pada pengembangan karakter siswa, bukan hanya menilai hasil akhir.apa isi dalam evaluasi yang didalamnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa(zia)jawab: Identifikasi siswa, mengembangkan karakter, mengembangkan minat dan bakat, mengembangkan kemampuan belajar Dalam forum evaluasi, tindakan apa yang perlu dilakukan guru tentang menyikapi akhlak siswa di era modern ini?Jawab: Dalam menyikapi akhlak siswa di era modern, guru perlu mengambil peran yang lebih aktif dan strategis dalam pembinaan karakter. Guru harus menjadi teladan yang baik dalam sikap dan perilaku sehari-hari, karena keteladanan lebih efektif dibanding hanya memberi nasihat. Selain itu, guru perlu membangun komunikasi yang hangat dan pendekatan personal untuk memahami perkembangan emosional dan sosial siswa. Pendidikan akhlak harus diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran, tidak hanya melalui teori tetapi melalui pembiasaan, refleksi, dan kegiatan nyata. Guru juga perlu mengawasi dan membimbing penggunaan teknologi agar siswa mampu bermedia digital secara bijak serta terhindar dari dampak negatif media sosial. Pembiasaan positif di lingkungan sekolah seperti budaya salam, disiplin, salat berjamaah, dan kegiatan sosial harus terus diperkuat. Kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat juga sangat penting agar pembinaan karakter berjalan konsisten dan berkesinambungan. Selain itu, guru perlu memberikan penghargaan bagi perilaku baik serta sanksi edukatif bagi pelanggaran, serta mengoptimalkan layanan bimbingan konseling untuk membantu siswa yang mengalami masalah moral atau perilaku. Dengan demikian, guru dapat menjadi pembimbing moral yang relevan di tengah tantangan perkembangan zaman dan teknologi.