PEMATERI: Naila Shofya Aini
MODERATOR: Andin Dwi Faiqotuz Zahra
NOTULEN: Mutiara Madina
ANGGOTA KELOMPOK:
NAILA SHOFYA AINI
ANDIN DWI FAIQOTUZ ZAHRA
CINTA APRILIA PUTRI
SYARIEF FATHIMATUZ ZAHRO
MUHAMMAD RAFI NAHWAL FIRDAUSI
M.FAISHAL HAQ
AISYAH KARUNIA RAMADHANI
EKI PURWO MAHARANI
MUTIARA MADINA
ELSA PRAMUDITA
PUTRI NABILLA SYAFA NINGTYAS
PERTANYAAN:
- Pertumbuhan bersifat kuantitatif sementara perkembangan bersifat kualitatif. Bagaimana kedua aspek ini saling berhubungan dalam proses pembelajaran anak, dan apa risikonya jika hanya salah satu yang diperhatikan? (Mutiara Madina)
- Mengapa pemahaman tentang hukum Proximodistal penting bagi guru dalam memahami perkembangan motorik anak? (Andin Dwi Faiqotuz Zahra)
- Bagaimana sikap dan usaha (metode) kita sebagai calon pendidikan menyikapi ada siswa yang terbiasa ada pada lingkungan yang monoton dan kurang adanya kedekatan ortu jika suatu saat penyampaian atau model belajar kita berbeda dan lebih bervariasi sehingga sangat berbeda dengan model belajar anak tersebut? (Aisyah Karunia Ramadhani)
JAWABAN:
- Pertumbuhan merupakan perubahan fisik yang dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan kematangan organ tubuh. Sementara itu, perkembangan adalah perubahan pada kemampuan psikis dan perilaku anak, mencakup aspek bahasa, emosi, sosial, dan kognitif. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi. Anak yang mengalami pertumbuhan fisik yang baik umumnya lebih siap secara jasmani untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, misalnya dalam hal koordinasi motorik atau kemampuan duduk dengan konsentrasi lebih lama. Di sisi lain, perkembangan psikis membantu anak dalam memahami materi pelajaran, berinteraksi dengan lingkungan, serta mengendalikan emosi. Apabila hanya salah satu aspek yang diperhatikan, maka risiko yang muncul adalah ketidakseimbangan pada kemampuan anak. Anak dengan pertumbuhan fisik baik tetapi perkembangan psikisnya tertinggal dapat mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran atau berinteraksi sosial. Sebaliknya, anak dengan perkembangan psikis yang baik namun kondisi fisiknya kurang optimal dapat mengalami hambatan dalam aktivitas pembelajaran yang memerlukan ketahanan fisik. Oleh karena itu, guru dan orang tua perlu memperhatikan kedua aspek tersebut secara bersamaan agar proses pembelajaran anak berjalan optimal.
- Pemahaman tentang hukum Proximodistal penting bagi guru karena hukum ini menjelaskan bahwa perkembangan motorik anak berlangsung dari bagian tubuh yang dekat dengan pusat ke bagian luar. Dengan memahami hal ini, guru dapat mengetahui tahapan normal perkembangan motorik anak, misalnya kemampuan gerak besar (motorik kasar) berkembang lebih dulu daripada gerak kecil (motorik halus). Pengetahuan ini membantu guru memilih aktivitas belajar yang sesuai, tidak memberi tuntutan yang berlebihan, serta menyusun metode pembelajaran yang mendukung stimulasi motorik anak secara bertahap dan tepat. Dengan begitu, guru dapat mendampingi anak sesuai tahap perkembangannya sehingga anak merasa nyaman dan optimal dalam belajar.
- Sebagai calon pendidik, kita perlu punya sikap empati, sabar, dan adaptif terhadap siswa yang terbiasa hidup di lingkungan monoton dan kurang perhatian orang tua. Saat kita membawa model belajar yang lebih variatif, kita nggak bisa langsung “ngegas” siswa perlu waktu buat menyesuaikan diri. Kita bisa mulai dengan pendekatan bertahap: kenalkan metode baru pelan-pelan, beri contoh yang sederhana, dan libatkan mereka secara aktif supaya merasa aman. Kita juga harus membangun hubungan yang hangat dengan siswa, misalnya dengan memberi dukungan verbal, perhatian personal, atau kesempatan bertanya lebih banyak. Dengan cara ini, siswa yang awalnya kaget atau canggung akan merasa diterima, lalu pelan-pelan terbuka dan mau mencoba model belajar yang lebih kreatif. Intinya, guru harus jadi jembatan yang membantu anak bertransisi dari pola lama ke pola baru tanpa merasa tertekan.
