KELOMPOK 1
FENTY NUR ANGGAENI
INTAN ULFI EL BARIZAH
SYAHRIN NURUL KHASANAH
LUTHFIA ADINDA HUDAYA AS SHOHAB
NUR JANNAH
JIHAN FAIZATULLAILI ROHMAN
AHMAD MUHYIDIN AL HAQQONI
NAILATUL IFFAH
NIMAS MUTHI’AH BILQIS
AYU ANIS ELIYANA AZIS
PUTRI NABILLA SYAFA NINGTYAS
INDINA ULIL FASYA
CINTA APRILIA PUTRI
NOVI MAULANA SOFA
IZZATUL ILMI

PEMAKALAH : FENTY NUR ANGGRAENI
MODERATOR : LUTHFIA ADINDA HUDAYA A.
NOTULEN: IZZATUL ILMI
RINGKASAN MATERI:Dari uraian yang telah dibahas, dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional anak usia TK hingga SD bukanlah aspek tambahan, melainkan fondasi utama bagi pembentukan karakter. Anak yang mampu mengenali dan mengelola emosinya, sekaligus menjalin hubungan sosial dengan baik, akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mandiri, dan berakhlak mulia. Sebaliknya, kegagalan dalam mengembangkan keterampilan sosial emosional dapat berdampak pada kesulitan anak dalam belajar maupun beradaptasi dengan lingkungannya.Keterkaitan antara perkembangan sosial emosional dengan pendidikan karakter terlihat sangat jelas. Nilai-nilai karakter seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, dan gotong royong hanya bisa tertanam kuat bila anak terlebih dahulu memiliki bekal sosial emosional yang matang. Dengan kata lain, pendidikan karakter di sekolah maupun di rumah tidak akan berjalan efektif tanpa adanya perhatian serius terhadap perkembangan sosial emosional anak.
DISKUSI KELOMPOK:
1. oleh nur jannah:menurut pemakalah, apakah pembatasan penggunaan gadget itu cukup efektif untuk strategi literasi digital sejak dini (boleh tp dibatasi) atau sebaiknya tidak diberikan gadget sama sekali.
2. oleh cinta aprilia :untuk anak usia tk, rasa ingin tahu pada mereka tinggi, menurut pemakalah, apakah rasa ingin tahu anak sebaiknya selalu di arahkan atau ada kalanya dibiarkan berkembang bebas meskipun beresiko salah?
3.oleh izzatul ilmi:apa dampak dari sikap orang tua yang selalu membatasi rasa ingin tahu anaknya secara berlebihan?